Cara Menyeimbangkan Otak Kanan dan Otak Kiri

Add Comment
Seperti yang kita tahu otak kiri dan otak kanan haruslah seimbang. Ada beberapa cara yang bisa kalian lakukan untuk menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan. Simak penjelasan di bawah ini!


1. Meningkatkan Daya Ingat dan Logika Berpikir
Banyak orangtua yang berpandangan bahwa dengan sekali membaca anak yang pintar akan bisa mengingatnya dengan baik. Maka ketika seorang anak kemudian lupa pada apa yang baru dibacanya, kemudian dianggap daya ingatnya rendah. Memang ada 1% anak yang seperti itu, tetapi kebanyakan anak membutuhkan waktu paling tidak 3 kali untuk mengulang dan mengingatnya kembali agar kuat tertanam di benaknya. Jadi tidak bosan mengulang membaca pelajaran adalah hal yang harus dibiasakan pada anak. Karena belum paham hal tersebut maka sebagai orangtua harus memotivasi mereka. Dengan bermain tebak-tebakan misalnya maka anak akan terdorong untuk mengingat kembali apa yang barusan dibacanya. Atau sesekali orangtua yang membaca dan anak mendengarnya, kemudian tanya anak kembali beberapa hal yang diingatnya. Bahkan main tebak-tebakan ini bisa dilakukan tiap waktu, sambil makan malam, sambil menonton TV, dalam perjalanan mengantarnya sekolah misalnya.

2. Alat Peraga dan Optimalkan Panca Indera
Alat peraga merupakan alat bantu yang sangat bagus untuk membuat ingatan anak makin kuat serta mudah mencerna sehingga daya analogi-logikanya berjalan. Misalnya menerangkan pembagian, pergunakan kerikil atau biji-bijian sehingga anak mudah memahami bahwa 20 biji kalau dibagi 2 maka sama rata tiap bagian akan berjumlah sepuluh. Dengan makin banyak alat bantu yang bisa disentuh, dilihat dan didengarnya maka akan makin kuat memori anak. Jadi optimalkan kelima panca inderanya untuk membentuk kesan yang kuat pada memorinya.

3. Biasakan Rapi dan Disiplin
Sementara untuk membantu anak tidak melupakan barang-barangnya dan tidak teledor, maka biasanya anak bertindak rapi dan disiplin untuk meletakkan barang-barang sesuai dengan tempatnya. Misalnya bedakan di mana tempat menaruh peralatan sekolahnya, buku-buku pelajaran, alat-alat bermain, peralatan keterampilan, buku-buku sekolah maupun buku-buku komiknya. Kebiasaan kecil ini kalau diremehkan akan membentuk sikap teledor dan pelupa sampai dewasa.

4. Musik, Seni dan Olah Raga
Di pagi hari, hidupkan musik yang dinamis, siang hari musik yang lebih menenangkan agar anak bisa beristirahat. Musik apapun merupakan stimulan yang ampuh untuk membuat kita tenang atau memberikan dorongan semangat. Dorong anak mengembangkan bakat seni atau olah raga yang nampak disukainya. Bermain yang membutuhkan banyak gerakan fisik juga merupakan salah satu bentuk olahraga ringan yang bagus untuk merangsang otak kanannya seperti bersepeda atau kejar-kejaran. Akan lebih bagus lagi apabila lebih rutin dan terkontrol seperti berenang, lari pagi tiap minggu, karate dll.

5. Membaca dan Berbahasa yang Baik dan Benar
Membaca merupakan media untuk membuka jendela dunia. Kebiasaan membaca buku-buku yang baik yang memiliki kosa kata dan dialog yang baik merupakan contoh yang sering menjadi bahan imitasi berbahasa anak sehari-hari. Maka berikan buku-buku bacaan yang berkualitas. Demikian pula cara kita berbicara akan sering didengar anak dan menjadi contoh pula caranya berkomunikasi dengan orang lain, jadi pergunakan cara berbahasa yang baik dan benar. Membacakan cerita sebelum tidur, selain akan menambah kosa kata anak juga akan melatihnya berbahasa sesuai dengan dialog yang didengarnya.

6. Melatih Daya Tahan terhadap Rasa Kecewa
Banyak orangtua yang merasa bersalah karena masa kecilnya yang serba kekurangan atau merasa kurang waktu untuk anak, kemudian menggantikannya dengan memenuhi segala permintaan anak. Pada akhirnya anak sama sekali tidak pernah merasakan bagaimana rasanya ditolak keinginannya, bagaimana menahan keinginan, ataupun rasa kecewa ketika gagal mencapai suatu hal. Padahal hal-hal ini sangat berguna untuk merangsang kemampuan mengontrol diri dan melatih stabilitas emosinya, kemampuan pada otak kanan yang berhubungan dengan kecerdasan emosinya kelak. Jadi sesekali boleh kita melakukannya, tetapi tentu saja jangan biarkan anak frustrasi berkepanjangan, komunikasi dan berikan pengertian sehingga anak bisa belajar mentoleransi dan beradaptasi dengan rasa kecewanya. Selamat berlatih dan membiasakannya menjadi kebiasaan rutin dan baik.

Kesuksesan seseorang sangat ditentukan oleh kecakapannya, dan kecakapan tersebut bermuara pada otak dan potensi-potensinya. Jika otaknya berkembang dengan baik maka ia akan menjadi seseorang yang cakap karena otaknya mampu diandalkan dalam upaya mengatur sisaat dari kemungkinan terjadinya berbagai problem. Dalam hal inilah, sangat diperlukan adanya keseimbangan otak.  

Keseimbangan yang terjadi antara otak kiri dan kanan adalah dua hal yang sangat menentukan kesuksesannya. Jika kedua belahan otak berkembang secara maksimal maka kecakapannya semakin bertambah. Sebab, kekurangan cakupan fungsi dari otak kiri dapat ditopang oleh kemampuan otak kanan. Begitu pun sebaliknya. Dengan begitu, salah satu otak melengkapi kekurangan pada otak lainnya sehingga terjadilah keseimbangan kekuatan.

Inilah Alasan Mengapa Otak Kiri dan Kanan Harus Seimbang!

Add Comment
Otak yang seimbang akan memberikan manfaat yang lebih bagi pemiliknya. Sebab seseorang akan memiliki kemampuan yang lebih (luar biasa) dibandingkan orang lain. Secara umum dapat disimpulkan bahwa keseimbangan otak mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan kecerdasan dan kesuksesannya.


Kedua belahan otak yang seimbang akan memberikan sumber kemampuan dan kecakapan yang lebih dari sekadar maksimal, sehingga seorang anak lebih unggul daripada anak lainnya. Kreatifitas dan imaginasi sangatlah penting dalam kehidupan seseorang. Jika sejak dini kreatifitas anak sudah dikembangkan, maka kelak dalam dirinya akan terbentuk sikap dan pribadi kreatif dan tidak tergantung pada lingkungannya. Dia akan lebih siap dan mampu menyesuaikan diri dengan segala perubahan dan tuntutan yang terjadi dalam lingkungannya.

Otak manusia terdiri dari belahan otak kiri dan kanan. Otak kiri berkaitan dengan fungsi akademik yang terdiri dari kemampunan berbicara, kemampuan mengolah tata bahasa, baca tulis, daya ingat (nama, waktu dan peristiwa), logika, angka, analisis, dan lain-lain. Sementara otak kanan tempat untuk perkembangan hal-hal yang bersifat artistik, kreativitas, perasaan, emosi, gaya bahasa, irama musik, imajinasi, khayalan, warna, pengenalan diri dan orang lain, sosialisasi, pengembangan kepribadian. Para ahli banyak yang mengatakan otak kiri sebagai pengendali IQ (Intelligence Quotient), sementara otak kanan memegang peranan penting bagi perkembangan EQ (Emotional Ouotient) seseorang.

Namun, bukan berarti belahan otak kanan lebih penting daripada belahan otak yang kiri, ataupun sebaliknya. Kedua-duanya sangat penting, karena itu keduanya harus dikembangkan secara seimbang agar fungsi masing-masing belahan berjalan seimbang dan saling menguatkan. Jika hanya terfokus pada salah satu belahan maka belahan yang kurang berkembang akan terhambat dalam menjalankan fungsinya. Anak menjadi miskin kreativitas bila ia lebih banyak dirangsang untuk menggunakan belahan otak kirinya. Sebaliknya jika fungsi belahan otak kanannya yang lebih kerap digunakan, nantinya anak malah lambat dalam berpikir logis, linier dan teratur yang juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari.


Pendekatan Intimidasi Dalam Manajemen Kelas

1 Comment

Terdapat beberapa pengertian  menurut ahli terkait pendekatan manajemen kelas intimidasi, diantaranya :

1. Pendekatan Intimidasi menurut Achmad
Menurut Achmad (1983: 52-53) Pendekatan intimidasi adalah pendekatan yang memandang manajemen kesal sebagai proses pengendalian perilaku peserta didik. Berbeda dengan pendekatan otoriter yang menekankan perilaku guru yang manusiawi, pendekatan intimidasi menekankan pada perilaku guru yang mengintimidasi. Bentuk-bentuk intimidasi itu seperti hukuman yang kasar, ejekan, hinaan, paksaan, ancaman, menyalahkan. Peranan guru adalah memaksa pesera didik berperilaku sesuai dengan perintah guru.
Pendekatan intimidasi berguna dalam situasi tertentu dengan menggunakan teguran keras. Teguran keras adalah perintah verbal yang keras yang diberikan pada situasi tertentu dengan maksud untuk segera menghentikan perilaku siswa yang penyimpangannya berat. Pendekatan intimidasi hanya baik untuk menghentikan perbuatan yang salah berat dengan segera. Penggunaan pendekatan ini hanya bersifat pemecahan masalah secara sementara dan hanya menangani gejala-gejala masalahnya, bukan masalahnya itu sendiri. Kelemahan lain yang timbul dari penerapan pendekatan ini adalah tumbuhnya sikap bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan peserta didik. (Maman, 1999: 49-53)

2. Pendekatan Intimidasi menurut Ardy
Menurut Ardy (2013: 76-77) Pendekatan ini juga memandang manajemen kelas sebagai proses mengendalikan perilaku peserta didik hanya saja pada pendekatan ini tampak lebih dilandasi oleh asumsi bahwa perilaku peserta didik paling baik dikendalikan oleh perilaku buruk. Peran guru disini adalah menggiring peserta didik berperilaku sesuai dengan keinginan guru sehingga mereka merasa takut untuk melanggarnya. Pendekatan intimidasi adalah penekanan pendekatan yang menandang manajemen kelas sebagai proses pengendalian perilaku peserta didik. Berbeda dengan pendekatan otoriter yang menekankan perilaku guru yang manusiawi, pendekatan intimidasi menekankan pada perilaku mengintimidasi. Bentuk-bentuk intimidasi itu seperti hukuman yang kasar, ejekan, hinaan, paksaaan, ancaman, serta menyalahkan.
 Pendekatan intimidasi berguna dalam situasi tertentu dengan menggunakan teguran keras. Teguran keras adalah perintah verbal yang diberikan pada situasi tertentu dengan maksud untuk segara menghentikan perilaku peserta didik yang menyimpang. Sekalipun pendekatan intimidasi sudah dipakai secara luas dan ada manfaatnya, terdapat banyak kecaman terhadap pendekatan ini.  Penggunaan pendekatan ini hanya bersifat pemecahan masalah secara sementara dan hanya menangani gejala masalahnya, bukan masalah itu sendiri. Kelemahan yang timbul dari penerapan pendekatan ini adalah tumbuhnya sikap bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan peserta didik.

3. Pendekatan Intimidasi menurut Djamarah
Pendekatan intimidasi adalah pendekatan yang memandang manajemen keals sebagai proses pengendalian perilaku peserta didik. Berbeda dengan pendekatan otoriter yang menekankan perilaku guru yang manusiawi, pendekatan intimidasi menekankan pada perilaku guru yang mengintimidasi. Bentuk-bentuk intimidasi itu seperti hukuman yang kasar, ejekan, hinaan, paksaan, ancaman, menyalahkan. Peranan guru adalah memaksa peserta didik berperilaku sesuai dengan perintah guru.

Kelemahan :
Kendatipun pendekatan intimidasi telah dipakai secara luas dan ada manfaatnya, terdapat kecaman terhadap pendekatan ini. Kelemahan lain yang timbul dari penerapan pendekatan ini adalah tumbuhnya sikap bermusahan dan hancurnya hubungan antara guru dan peserta didik. Siswa merasa dikuculkan dan takut terhdap guru, pendekatan ini tidak berlaku untuk situasi kelas yang ricuh atau ramai keseluruhan karena bersifat individu. Penggunaan pendekatan ini hanya bersifat pemecahan masalah secara sementara dan hanya menangani gejal-gejal masalahnya. Bukan maslaahnya itu sendiri. Kelemahan lain yang timbul dari penerapan pendekatan ini adalah tumbuhnya sikap bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan peserta didik.

Kelebihan :
Pendekatan intimidasi berguna dalam situasi tertentu dengan menggunakan teguran keras. Teguran kera adalah perintah verbal yang keras yang diberikan pada situasi tertentu dengan maksud untuk segera menghentikan perilaku siswa yang penyimpangannya berat. Misal, guru memergoki dua peserta didik berkelahi. Kemudian guru bertindak “berhenti” dengan harapan setelah mendengar suara guru kedua peserta didik itu akan berhenti berkelahi. Kehadiran guru membuat mereka taku, taku karena mereka membayangkan akan memperoleh hukuman yang sangat berat.  Intimidasi adalah perlakuan yang menggunakan pendekatan ini akan menjadikan siswa tidak mengulangai perbuatannya lagi (siswa akan merasa jera) dan sebgai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik.

Pendekatan Otoriter Dalam Manajemen Kelas

Add Comment
Terdapat beberapa pengertian  menurut ahli terkait pendekatan manajemen kelas otoriter, diantaranya :

1. Pendekatan Otoriter Menurut Rasdi
Menurut Rasdi (2000: 41-43) Pendekatan otoriter memandang bahwa manajerial kelas sebagai suatu pendekatan pengendalian perilaku peserta didik oleh guru. Pendekatan ini menempatkan guru dalam peranan menciptakan dan memelihara ketertiban di kelas dengan menggunakan strategi pengendalian. Tujuan guru yang utama ialah mengendalikan perilaku peserta didik. Guru bertanggung jawab mengendalikan perilaku peserta didik karena gurulah paling mengetahui dan berurusan dengan peserta didik. Tugas ini sering dilakukan guru dengan menciptakan dan menajalankan peraturan dan hukuman.

Pendekatan otoriter janganlah dipandang sebagai strategi yang bersifat mengintimidasi. Guru yang mempraktekkan pendekatan ototriter tidak mamaksakan kepatuhan, merendahkan peserta didik, dan tidak bertindak kasar. Guru otoriter bertindak untuk kepentingan perserta didik dengan menerapkan disiplin yang tegas.
Menurut M. Entang dan T. Raka Joni  (1983: 32-33) Pendekatan otoriter menawarkan lima strategi yang dapat diterapkan dalam manajemen kelas yaitu:

  • Menciptakan dan menegakkan peraturan adalah kegiatan guru menggariskan pembatasan-pembatasan dengan memberitahukan kepada peserta didik yang apa yang diharapkan dan nmengapa hal tersebut diperlukan. Peraturan merupakan pedoman yang diformalkan yang menggamabarkan perilaku yang dibenarkan dan yang tidak dibenarkan. Maksud peraturan itu adalah menuntun dan membatasi perilaku pesera didik. 
  • Memberikan perintah, pengarahan, dan pesan adalah strategi cara guru dalam mengendalikan perilaku peserta didik agar peserta didik melakukan sesuatu yang diinginkan guru. Perintah, pengarahan, dan pesan adalah sesuatu cara yang sesuai dan sempurna dalam mengendalikan perilaku didik, dan bahkan strategi ini tidak dianggap sebagai sesuatu yang bersifat menguhukum. 

2. Pendekatan Otoriter menurut Maman
Menurut Maman (2001: 45-47) Pendekatan ini memandang bahwa manajemen kelas adalah proses mengendalikan perilaku peserta didik dalam posisis ini. Dalam pendekatan ini, peranan guru adalah mengembangkan dan memelihara aturan atau disiplin didalam kelas. Pendekatan otoriter atau memaksakan kehendak. Memandang bahwa manajemen kelas sebagai suatu pendekatan pengendalian perilaku peserta didik oleh guru. Dalam pendekatan ini, guru menempatkan peranan menciptakan dan memelihara ketertiban kelas dengan menggunakan strategi pengendalian. Tujuannya adalah mengendalikan perilaku pesera didik, serta guru bertanggung jawab mengendalikan perilaku peserta didik karena guru yang paling mengetahui dan berurusan dengan peserta didik.
Menurut Emmer (2011: 55-56) Bila timbul masalah yang merusak ketertiban atau kedisiplinan kelas, maka perlu adanya pendekatan:
a. Perintah dan larangan
Pendekatan ini tampak mudah, namun kenyataan kurang mantap dalam pelaksanaan. Baik perintah maupun larangan dapat diterapkan atas dasar generalisasi masalah-masalah pengelolaan kelas tertentu. Jangkauan tindakan ini hanya terbatas pada masalah-masalah yang timbul sewaktu-waktu saja, sehingga kemungkinan timbulnya masalah pada masa mendatang kurang dapat dicegah atau ditanggulangi secara tepat. Kesulitan lain bahwa pendekatan perintah dan larangan itu bersifat “resep”, karena kalau resep yang berupa perintah atau larangan itu gagal maka pengajaran sulit untuk menghadapi masalah yang dihadapi
.
b. Penekanan dan penguasaan
Pendekatan penekanan dan penguasaan ini banyak mementingkan diri pengajar sendiri seirama dengan pendekatan pertama, pengajar banyak memerintah, mengomel dan memarahi. Seiring pula dalam melakukan pendekatan dengan memakai pengaruh orang-orang yang berkuasa. Semua contoh pendekatan demikian bersifat otoriter atau berkuasa atas diri orang lain. Bila dalam menghadapi masalah pengelolaan kelas kita menggunakan pendekatan penguasaan dan penekanan ini maka memungkinkan pembelajaran diam, tertib karena takut dan tertekan hatinya. Bagi pelajar pendekatan penguasaan dan penekanan ini berarti memaksakan kehendak orang lain. Sehingga tahap toleransinya kurang terbina.

c. Penghukuman dan pengancaman
Pendekatan penghukuman muncul dalam berbagai bentuk tingkah laku antara lain penghukuman dengan kekerasan, dengan larangan bahkan pengusiran. Menghardik atau menghentak dengan kata-kata yang kasar, mecemooh menertawakai: atau menghukum seseorang di depan pembelajar, memaksa pembelajar untuk meminta maaf. Memaksa dengan tuntutan tertentu, bahkan dengan ancaman-ancaman.  Pada umumnya tindakan otoriter kurang menguntungkan, hasilnya berupa tingkah laku atau pemecahan sementara. Sementara tersebut belum menjangkau inti permasalahan yang sebenarnya. Melainkan baru menjangkau gejala-gejala yang muncul dipermukaan belaka.

3. Pendekatan Otoriter menurut Djamarah
Pendekatan otoriter memandang bahwa manajerial kelas sebagai suatu pendekatan pengendalian perilaku pesrta didik oleh guru. Pendekatan ini menempatkan guru dalam peranan menciptakan dan memlihara ketertiban di kelas dengan menggunakan strategi pengendalian. Tujuan guru yang utama ialah mengendalikan perilaku peserta didik. Guru bertanggung jawab mengendalikan perilaku peserta didik. Karena gurulah yang paling mengertahui dan berurusan dengan peserta didik. Tugas ini sering dilakukan guru dengan menciptakan dan menjalankan peraturan dan hukuman.

Kelemahan :
Pendekatan otoriter janganlah dipandang sebagai strategi yang bersifat mengitimidasi. Guru yang mempraktekkan pendekatan otoriter tidak memaksakan, kepatauhan, merendahkan peserta didik, dan tidak bertindak kasar. Guru otoriter bertindak untuk kepentingan peserta didik dengan menerapkan disiplin yang tegas. Pendekatan ini kurang mantap dalam pelaksanaan baik perintah maupun larangan dapat diterapkan atas dasar generalisasi masalah-masalah pengelolaan kelas tertentu.

Kelebihan :
Pendekatan otoriter menawarkan lima strategi yang dapat diterpkan dalam memanajemen lima strategi yang dapat diterapkan dalam memanajemeni kelas yaitu :

  • Menetapkan dan menegakkan peraturan.
  • Memberikan perintah, pengarahan, dan pesan. 
  • Menggunakan teguran. 
  • Menggunakan pengendalian dengan mendektai. 
  • Menggunakan pemisahan dan pengucilan.

Otoriter adalah pengelolaan kelas sebagai proses untuk mengontrol tingkah laku siswa kearah disiplin, bila timbul masalah-masalah yang merusak kediplinan dan ketertiban kelas maka menggunakan pendekatan perintah dan larangan, penekanan dan penguasaan, penghukuman dan pengamcaman.

Pendekatan Resep/Buku Masak Dalam Manajemen Kelas

Add Comment
Setiap kali kita mendengar kata resep, tentu saja asumsi kita akan tertuju pada obat-obatan atau makanan. Hal itu disebabkan karena kata resep sering melekat pada kedua kata tersebut. Jadi, apa arti resep sebenarnya ?



Pendekatan buku masak merupakan sebuah pendekatan dalam manajemen kelas.  Untuk mengetahui pengertian tentang pendekatan buku masak, secara teoretis terdapat beberapa pendapat para ahli di antaranya: Rachman (1999: 54) mengemukakan bahwa: “pendekatan buku masak merupakan daftar tentang hal-hal yang harus dilakukan dan tidak dilakukan ini dirumuskan oleh guru atau dapat dilihat dari berbagai sumber”
 
Selanjutnya Kartadinata (1997: 77) menjelaskan bahwa: “pendekatan buku masak merupakan kombinasi dari berbagai pandangan, merupakan himpunan resep bagi guru, pendekatan ini disebut buku masak karena berisi rakitan daftar tahap demi tahap tentang apa yang harus dilakukan oleh guru”. Pendekatan buku masak adalah pendekatan berbentuk rekomendasi berisi daftar hal-hal yang harus dilakukan dan yang tidak harus dilakukan oleh seorang guru apabila menghadapi berbagai tipe masalah manajemen.
 
Sementara Suranto (2005: 34) mengatakan bahwa: “pendekatan buku masak merupakan sebuah pendekatan manajemen kelas yang berupa serangkaian daftar  dan petunjuk tentang apa yang hendak dilakukan dan tidak dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi di kelas”. Dalam hal ini guru menentukan resep yang akan dilakukan setelah mempelajari kondisi aktual kelas termasuk kebutuhan dan karakteristik murid.
Dalam konteks manajemen kelas resep dapat diartikan sebagai keterangan tentang cara bagaimana mengelola suatu kelas. Resep tersebut terwujud dalam berbagai aturan-aturan kelas yang dibuat dan disepakati secara bersama. Dengan demikian, pendekatan resep dapat diartikan sebagai cara pandang guru yang berasumsi bahwa kelas dapat dikelola dengan baik melalui pembuatan dan penerapan aturan kelas.
 
Pendekatan ini disebut pendekatan buku masak karena berisikan rakitan daftar tahap apa yang harus dilakukan guru dan tidak harus dilakukan oleh guru didalam bereaksi atas berbagai situasi bermasalah, dan peran guru adalah mengikuti peran itu. Pendekatan buku masak adalah pendekatan berbentuk rekomendasi berisi daftar hal-hal yang harus dilakukan atau yang tidak harus dilakukan oleh seorang guru apabila menghadapi berbagai tipe masalah manajemen kelas.Dalam daftar tersebut digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep.
 
Pendekatan buku masak ini berbentuk rekomendasi berisi daftar hal yang harus di lakukan atau yang tidak harus dilakukan oleh seorang guru apabila menghadapi berbagai tipe masalah manajemen kelas tanpa banyak berpikir lagi. Daftar tentang apa yang harus dilakukan atau yang tidak harus dilakukan ini biasanya dapat ditemukan dalam artikel Tiga Puluh Cara untuk Memperbaiki Perialku Peserta Didik. Karena daftar ini sering merupakan resep yang cepat dan mudah, pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan “buku masak”. Berikut ini adalah contoh khas jenis pernyataan yang dapt dijumpai dalam daftar “buku masak”:

  • Selalulah menegur siswa dengan empat mata!
  • Jangan sekali-kali meninggikansuara pada saat atau pada waktu memperingatkan siswa!
  • Tegas dan bertindak adil sewaktu berurusan dengan siswa!
  • Jangan pandang bulu dalam memberikan penghargaan!
  • Senantiasalah meyakinkan diri lebih dahulu akan kesalahan siswa sebelum menjatuhkan hukuman!
  • Selalulah meyakinkan diri bahwa siswa mengetahui semua peraturan yang ada!
  • Tetaplah konsekuen dalam menegakkan peraturan

Pendekatan buku masak tidak dijabarkan atas dasar konsep yang jelas, sehingga tidak ditemukan prinsip-prinsip yang memungkinkan guru menerapkan secara umum pada masalah-masalah lain. Pendekatan ini cenderung menumbuhkan sikap reaktif pada diri guru dalam mengelola kelas.

Kelebihan dan kekurangan Pendekatan buku masak
Penerapan pendekatan buku masak dalam menangani masalah manajemen kelas memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Suranto (2005: 36) mengemukakan tentang kelebihan dan kekurangan pendekatan buku masak  yakni:

Kelebihan Pendekatan Buku Masak:

  • Merupakan resep bagi guru sehingga guru dapat menentukan langkah pencegahan dan pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
  • Merangsang terciptanya kedisiplinan guru dan siswa.
  • Dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif karena guru dan siswa mengetahui apa yang harus dan apa yang dilarang untuk melaksanakannya.
  • Dapat mengarahkan tindakan guru secara sistematis karena buku masak dibuat secara teratur dan bertahap

Kekurangan Pendekatan Buku Masak:

  • Seringkali guru yang menggunakan pendekatan ini kaku dan monoton hanya berpedoman pada resep yang sudah ada.
  • Memerlukan kepiwaian guru dalam menyusun resep yang sesuai dengan kondisi aktual kelas.

Dari rumusan di atas, maka diharapkan seorang guru untuk dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pendekatan tersebut sehingga dalam penerapannya guru dapat meminimalisir kekurangan pendekatan buku masak sehingga dapat diterapkan secara efisien dan efektif.

Pendekatan Permisif Dalam Manajemen Kelas

Add Comment
Pendekatan Permisif adalah pendekatan yang menekankan perlunya memaksimalkan kebebasan siswa. Tema sentral dari pendekatan ini adalah: apa, kapan, dan dimana juga guru hendaknya membarkan peserta didik bertindak bebas sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam pendekatan ini, guru memiliki peranan untuk meningkatkan kebebasan peserta didik, sebab dengan itu akan membantu pertumbuhan peserta didik secara wajar. Campur tangan dari guru hendaknya diminimalisir karena guru berperan sebagai pendorong perkembangan potensi peserta didik secara penuh.


Pendekatan permisif ini kurang dianjuran karena pedekatan ini kurang menyadari bahwa sekolah dan kelas adalah sistem sosial yang memiliki pranata-pranata sosial, dimana dalam sistem sosial para anggotanya dalam hal ini adalah guru dan peserta didik memiliki hak dan kewajiban. Mereka diharapkan mampu bertindak sesuai dengan hak dan kewajibannya. Jadi apabila perbuatan dilakukan secara bebas dan tanpa batas tentu saja bisa mengancam hak-hak orang lain.
Ada dua bentuk pendekatan dalam pelaksanaan pengelolaan kelas semacam ini yang menitik beratkan segala inisiatif dan kegiatan pada diri siswa. Yaitu :

1. Tindakan pendekatan pengalihan dan pemasabodohan merupakan tindakan yang bersifat permisif.Dari tindakan pendekatan ini muncul hal – hal yang kurang di sadari oleh siswa di antaranya :

  • Meremehkan sesuatu kejadian, atau tidak melakukan apa-apa sama sekali.
  • Memberi peluang kemalasan dan menunda pekerjaan.
  • Menukar dan mengganti susunan kelompok tanpa melaui prosedur yang sebenarnya.
  • Menukar kegiatan salah satu siswa, digantikan oleh siswa lain.
  • Mengalihkan tanggung jawab kelompok kepada satu orang anggota.

Melalui pendekatan ini pengajar memandang mudah dan tak banyak resiko, namun sebenarnya pengajar gegabah dalam mengambil cara pendekatan terlalu memandang mudah mengalihkan, menukar, mengganti suatu tugas atau tanggung jawab.

2. Pendekatan membiarkan dan memberi kebebasan.Dalam pendekatan ini pengajar memandang siswa telah mampu melakukan sesuatu dengan prosedur yang benar. “ biarlah mereka bekerja sendiri dengan bebas”. Demikian pegangan pengajar dalam mengelola kelas. Lebih kurang menguntungkan lagi kalau selama proses belajar mengajar siswa bekerja sendiri, pengajar juga aktif mengerjakan tugasnya sendiri dan pada saat waktunya habis baru ditanyakan keadaan siswa. Percaya atau tidak hasil kerja pendidik tidak memadai dan kurang terarah. Akibat yang sering terjadi adalah siswa merasa telah benar dengan tingkah laku dalam mengerjakan tugas, telah bertanggung jawab dalam kelompok atau kelas itu. Tapi ternyata setelah dibandingkan dengan kelompok lainnya kurang atau malah lebih rendah.

Kedua pendekatan ini kurang menguntungkan tanpa kontrol dan pengajar bersikap serta memandang ringan terhadap gejala-gejala yang muncul. Pendekatan ini tidak produktif diterapkan di lingkungan sekolah dan kelas. Guru disarankan agar memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatanya sendiri apabila hal itu berguna. Misalnya : siswa memperoleh kesempatan secara psikologis memikul resiko yang aman, mengembangkan kemampuan diri sendiri, tanggung jawab sendiri. Dan guru sebaiknya memberikan kebebasan kepada siswa dibarengi rasa tanggung jawab, tidak kebablasan.

Oleh karena itu, banyak pendapat yang menyatakan bahwa pendekatan permisif dalam bentuknya yang murni tidak produktif apabila diterapkan di dalam kelas. Namun disarankan agar guru memberikan kesempatan pada peserta didik melakukan urusan sendiri apabila hal itu berguna. Dengan demikian, guru harus dapat menemukan cara untuk memberikan kebebasan sebesar mungkin kepada pserta didik disatu sisi, di sisi lain tetap dapat mengendalikan kebebasan itu dengan penuh tanggung jawab.

Pendekatan permisif memiliki kelebihan yaitu siswa diberi kebebasan didalam suatu proses agar mereka dapat mengembangkan seiap potensi yang ada dalam dirinya. Sedanngkan kekurangan dalam pendekatan ini yaitu: (1) Dapat menghasilkan anak didik yang serba tidak memenuhi aturan-aturan, norma dan nilai-nilai budaya serta agama, baik dilingkungan keluarga, seklah maupun dan masyarakat luas; (2) Pendekatan ini bertentangan dengan makna pengelolaan itu sendiri, didalamya terkandung unsur pengaturan; (3) Akan dapat menciptakan masyarakat yang serba bebas.

Untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan dari penggunaan pendekatan permisif, guru dapat memberi kebebasan pada siswanya. Namun kebebasan itu juga harus tetap dalam lingkup kewajaran. Jadi suasana pembelajaran bisa menyenangkan bagi siswa namun juga tetap daam kondisi yang kondusif untuk kegiatan belajar mengajar.

Iniliah Manfaat Matematika Yang Belum Kalian Ketahui!

Add Comment
Matematika seringkali dianggap sebagai momok yang paling ditakuti siswa. Ketakutan siswa terhadap matematika lebih dikarenakan kesan pertama yang negatif terhadap matematika yang membuat siswa menjadi malas untuk mempelajarinya. Sebenarnya tidak ada yang sulit dalam mempelajari matematika selama asalkan siswa memiliki kemauan.


Namun tahukah kalian, ternyata matematika mempunyai manfaat yang tidak terduga terhadap kita. Apa sajakah itu? Simak penjelasan berikut ini!

1. Melatih kesabaran 
Matematika melatih kita untuk sabar lewat proses dalam menemukan hasil. Misal: dalam menemukan simetri putar, simetri lipat, dll.

2. Melatih konsistensi
Matematika merupakan ilmu pasti dimana jawaban dari setiap soal-soalnya pun pasti dan tidak tergantung dari sudut pandang manapun. Dari 'kepastian' itu matematika mengajarkan kita untuk selalu konsisten atau ajeg.

3.  Berpikir kritis
Seperti yang kita tahu, soal matematika menuntut daya berpikir yang ekstra untuk memahaminya. Seringkali kita menemukan soal yang harus dibaca berulang kali agar memahami maksud dari soal itu. Nah disinilah peran matematika dalam melatih kita untuk berpikir kritis.

4. Berpikir sistematis 
Matematika mengajarkan kita untuk berpikir sistematis lewat proses mencari jawaban dari soal. Seringkali kita menggunakan cara-cara yang di dalamnya terdapat urutan langkah-langkahnya. Jika cara-cara itu dikerjakan secara tidak urut, apakah bisa ketemu hasilnya? saya rasa tidak. Oleh karena itu matematika secara tidak langsung bisa engajari kita untuk berpikir sistematis.

Nah itu dia manfaat matematika yang mungkin belum kalian ketahui. Apakah kalian sudah merasakan semua manfaatnya? Semoga saja!

Kumpulan Buku Siswa Kelas I SD (Revisi 2015)

1 Comment
Sudah 3 tahun terkahir ini kurikulum 2013 sudah mulai di terapkan di hapir seluruh SD di Indonesia. Dalam Kurikulum 2013 ini , tidak ada lagi buku per mata pelajaran tetapi buku diringkas menjadi satu dan di cetak berdasarkan tema. Ada buku guru sebagai pegangan guru dan buku siswa sebagai pegangan siswa. Baiklah tanpa panjang lebar kali ini saya akan share kumpulan buku guru kelas I.


Semoga buku guru ini dapat bermanfaat, sekian dari saya terimakasih!

Kumpulan Buku Guru Kelas I SD (Revisi 2015)

Add Comment
Sudah 3 tahun terkahir ini kurikulum 2013 sudah mulai di terapkan di hapir seluruh SD di Indonesia. Dalam Kurikulum 2013 ini , tidak ada lagi buku per mata pelajaran tetapi buku diringkas menjadi satu dan di cetak berdasarkan tema. Ada buku guru sebagai pegangan guru dan buku siswa sebagai pegangan siswa. Baiklah tanpa panjang lebar kali ini saya akan share kumpulan buku guru kelas I.


Semoga buku guru ini dapat bermanfaat, sekian dari saya terimakasih!